Resensi buku Charlie and the Chocolate Factory

          Pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan tentang resensi dari sebuah buku lama, meskipun begitu buku ini telah menarik perhatian dunia hingga mendapatkan kesempatan untuk difilmkan. Serta diterjemahkan kebeberapa bahasa di seluruh dunia. Buku ini adalah salah satu karya dari penulis buku anak-anak terkenal bernama Roald Dahl. Sebenarnya masih banyak karya tulisan Roald Dahl ini karena ia sangat gemar menulis dan membuat cerita untuk anak-anak Namun saya akan mengulas salah satu bukunya yang berjudul "Charlie and the Chocholate Factory, karena bagi saya buku ini sangat menarik untuk diresensikan. Untuk itu mari kita langsung melihat resensi dari buku unik ini.

Gambar terkait



Judul buku : Charlie and The Chocolate Factory
Penulis : Roald Dahl
Alih Bahasa : Ade Dina Sigarlaki
Tebal buku : 200 halaman
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit :
- Cetakan pertama, Juli 2002
- Cetakan kedua, April 2003
- Cetakan ketiga, Juli 2004
- Cetakan keempat, Januari 2010
Tempat terbit : Jakarta
Sinopsis :

Willy Wonka telah membangun sebuah Pabrik Cokelat terbesar dan yang paling terkenal di dunia. Hingga pernah seorang pangeran India bernama Pondicherry memintanya untuk membuatkannya istana yang semuanya terbuat dari coklat, dan benar saja Willy Wonka pun menurutinya. Namun karena sang pangeran mengabaikan peringatan dari Willy Wonka, tak lama sesudah itu datanglah hari yang sangat panas dimana matahari bersinar terik dan seluruh istana itu mulai meleleh lalu pelan-pelan runtuh. Dan si pangeran yang saat itu sedang tiduran di ruang tamu tiba-tiba terbangun di tengah genangan coklat yang sangat lengket. Akhir dari itu semuanya tampak menyedihkan.

Setelah beberapa pekerjanya telah mencuri resep rahasianya, Wonka mengeluarkan semua pekerjanya dan menutup pintu pabrik selamanya. 15 tahun setelah itu, Charlie Bucket seorang anak dari Inverness, Skotlandia tumbuh dari keluarga yang sangat miskin, dia tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayahnya yang hanya sebagai buruh di sebuah pabrik pasta gigi diberhentikan karena pihak pabrik telah menggunakan tenaga kerja mesin untuk meningkatkan produksinya. Makan malam seringkali hanya berupa semangkuk sup kol, hal tersebut tetap disyukuri oleh Charlie beserta keempat kakek-neneknya dari kedua belah pihak orangtua Charlie yang selalu berbaring di tempat tidur, yaitu dua neneknya Georgina dan Josehine, beserta dua kakeknya George dan Joe. Rumah mereka pun sangat tua dan reyot, namun udara dingin yang menusuk di dalam rumah tersebut nyaris tidak terasa karena besarnya kasih sayang antara anggota keluarga Bucket.

Satu-satunya hiburan bagi Charlie adalah saat ia akan berangkat tidur, ketika ia melihat sebuah pemandangan dari jendelanya. Sebuah Pabrik Cokelat besar yang misterius milik Wonka, dimana sang kakek, Joe pernah menjadi pekerja disana. Selama hampir 15 tahun tidak terlihat seorang pun pernah keluar ataupun masuk ke pabrik itu, tidak juga seorang pekerja. Namun anehnya, produksi cokelat dalam jumlah luar biasa terus ada dan dipasarkan ke toko-toko di seluruh pelosok dunia. Hal ini, seperti pada orang-orang lain, menjadi misteri bagi Charlie. Setiap malam, ia memikirkan misteri itu hingga ia jatuh tertidur, dengan impian akan dapat masuk ke dalam pabrik tersebut, suatu waktu nanti.

Suatu hari, Wonka berencana untuk membuka kembali pintu pabriknya, ia membuat pengumuman, kontak pertamanya kepada dunia luar selama 15 tahun terakhir. Bagi lima orang anak-anak yang beruntung menemukan Tiket Emas yang terbungkus rapi di dalam batang cokelat biasa produksinya, Wonka akan mengundang mereka untuk mengunjungi pabriknya dan mengajak mereka berkeliling, memperlihatkan seluruh rahasia dan apapun yang ada di pabriknya, sementara salah satu dari mereka akan dapat hadiah khusus pada akhir kunjungan. Bagi Charlie, pengumuman ini adalah hal yang sangat luar biasa. Keluarganya pun sangat menginginkan Charlie dapat meraih keinginannya, namun mereka tidak dapat berbuat banyak karena mereka hanya mampu memberikan Charlie sebatang cokelat dalam setahun, sebagai hadiah ulangtahunnya.

Penjualan cokelat Wonka akhirnya melojak tinggi, dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia seperti Tokyo, Jepang, Marakesh, Maroko, dan New York, bersaing untuk mendapatkan tiket. Empat tiket pertama sudah ditemukan oleh anak-anak yang beruntung dibelahan seluruh dunia. Tiket pertama ditemukan oleh Augustus Gloop, anak gendut yang rakus, nakal, serakah dan tidak penurut dari Düsseldorf, Jerman. Tiket kedua ditemukan oleh Veruca Salt, anak yang sangat manja dan selalu memaksakan keinginannya dari Buckinghamshire, Inggris. Tiket ketiga ditemukan oleh Violet Beauregarde, seorang anak yang jago bela diri dan selalu berkompetisi dalam hal apa pun (termasuk dalam mengunyah permen karet secara maraton) dari Atlanta, Georgia. Dan tiket keempat ditemukan oleh Mike Teavee, anak yang pemarah dan selalu menyombongkan diri bahwa dirinya jauh lebih pandai daripada anak-anak lainnya dari Denver, Colorado.

Tinggal ada satu tiket lagi, di seluruh dunia. Harapan Charlie semakin meredup, apalagi dia mencoba dua kali untuk mencari tiket, namun kedua bungkus cokelat itu kosong. Setelah sengaja mendengar bahwa tiket kelima ditemukan di negara Rusia, sesuatu terjadi. Charlie menemukan uang yang tergeletak di jalan. Setelah yakin bahwa tidak ada orang yang kehilangan, ia segera membawanya ke toko terdekat untuk membeli 'Wonka Whipple-Scrumptious Fudgemallow Delight', semata karena ia sangat kelaparan dan karena rasa cokelat itu sangat nikmat. Pada saat itu juga terungkap kalau tiket yang ditemukan di Rusia itu palsu. Saat ia membuka cokelatnya, Charlie menemukannya. Tiket Emas terakhir, di hari terakhir, meskipun dua pelanggan lain menawarkan untuk membelinya dari dia. Charlie segera lari kerumah untuk memberitahu keluarga dan memutuskan untuk membawa sang kakek Joe untuk menemaninya dalam kunjungannya ke pabrik.

Keesokan harinya, Charlie dan anak-anak pemenang lainnya, beserta para pendamping mereka, disambut oleh Willy Wonka untuk bersama-sama menyaksikan semua keajaiban yang ada di dalam pabriknya: mesin-mesin buatan Wonka sendiri, teknologi yang luar biasa, dan para pekerja pabrik yang selama ini menjadi misteri: para Oompa Loompa. Tentunya, hal yang paling menarik adalah diri Wonka sendiri, sang tuan rumah yang eksentrik. Sudah bertahun-tahun Wonka tidak pernah keluar dari pabriknya, ia mencurahkan seluruh waktunya untuk membuat gula-gula terenak di seluruh dunia, yang ternyata merupakan wujud pemberontakannya terhadap sang ayah, seorang dokter gigi yang sangat membenci gula-gula.

Selama tur, satu per satu anak-anak pemenang Tiket Emas mulai menampakkan sikap asli mereka yang buruk dan tidak mematuhi perintah Wonka, yang menyebabkan mereka tidak dapat meneruskan tur mereka: Augustus disedot pipa penghisap coklat setelah ia mencoba meminum sungai cokelat dan jatuh kedalamnya, Violet yang berubah menjadi blueberry besar setelah ia mengunyah permen karet yang mengandung tiga porsi makan sekaligus yang belum sempurna, Veruca dan ayahnya didorong ke dalam saluran pembuangan sampah oleh para pekerja yang adalah para tupai setelah dia mencoba untuk mengambil seekor sebagai hewan peliharaan, dan Mike tubuhnya menyusut menjadi kecil setelah ia menggunakan Coklat Televisi yang bisa mengirim coklat pada dirinya sendiri. Para Oompa-Loompa menyanyikan sebuah lagu moralitas setelah masing-masing anak tereliminasi. Anak- anak kemudian meninggalkan pabrik, dengan karakteristik berlebihan atau cacat terkait dengan kegagalan mereka: Augustus tertutup oleh cokelat, Violet yang seluruh badannya berwarna biru dan fleksibel, Veruca dan ayahnya yang penuh dengan sampah, dan Mike menjadi kurus dan tipis.

Ketika hanya tinggal Charlie yang tertinggal, Wonka pun membuka rahasia terakhirnya, sekaligus rahasia terbesarnya, mengenai hadiah utama yang diam-diam ia persiapkan. Wonka kemudian mengundang Charlie untuk tinggal dan bekerja di pabrik dengannya, dan mengungkapkan bahwa tujuan dari Tiket Emas dan satu-satunya syarat adalah Charlie harus meninggalkan keluarganya di rumah, karena Wonka percaya keluarga adalah halangan untuk kebebasan untuk mencapai keinginannya. Karena keluarganya adalah hal yang paling penting dalam hidupnya, Charlie menolak tawaran Wonka. Charlie dan keluarganya akhirnya hidup bahagia dengan apa adanya seperti sebelumnya. Sementara Wonka tertekan, ia kembali untuk mencari nasihat dan Charlie membantu dia menyatukan kembali dia dengan ayahnya yang telah lama ditinggalkan. Charlie akhirnya mewarisi pabrik coklat tanpa harus mengorbankan keluarganya, sementara Wonka telah kembali dengan keluarganya.

Itulah sedikit banyak dari ulasan sebuah novel yang sangat menarik dan unik bagi saya. Sebenarnya makna dalam cerita ini sangat banyak dan sangat bergua untuk menyadarkan atau mengisnpirassi anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan menjadi orang yang berguna di masa depan. Sekian dan Terima kasih karena telah mengunjungi.

Komentar

Postingan Populer